BPBD KAB MAGETAN

BPBD Kabupaten Magetan Gelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Magetan – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila  2025 pada Senin, 2 Juni 2025, seluruh pegawai di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan melaksanakan upacara bendera dengan pakaian adat di halaman Kantor BPBD Kabupaten Magetan. Upacara dimulai tepat pukul 07.00 WIB dan berlangsung dengan khidmat.

Bertindak selaku Pemimpin Upacara yaitu Sekretaris BPBD Kabupaten Magetan, Bapak Ardian Hari Nugroho, S.H. Upacara ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi dasar dan panduan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam upacara tersebut, juga dibacakan sambutan dari Plt. Bupati Magetan dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila. Pada tahun ini, peringatan Hari Lahir Pancasila mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”. Tema tersebut mengajak seluruh elemen bangsa untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara, sekaligus memperkuat semangat persatuan dalam menghadapi tantangan global, dinamika zaman, dan perbedaan pandangan di tengah masyarakat.

Masih berdasarkan surat edaran resmi, logo peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 mengangkat simbol “Garuda Niskala Hema”, yang mengandung makna mendalam. Garuda melambangkan kekuatan dan kemuliaan bangsa, “Niskala” berarti kokoh dan kuat sebagai lambang kemenangan, sedangkan “Hema” berarti emas yang melambangkan keberhasilan dan kejayaan. Logo ini menggambarkan Pancasila sebagai ideologi yang telah mengakar kuat dalam jiwa dan perilaku bangsa Indonesia, baik secara sadar maupun tidak.

Melalui peringatan ini, BPBD Kabupaten Magetan berharap nilai-nilai Pancasila terus menjadi pedoman dalam menjalankan tugas, termasuk dalam pelayanan kebencanaan, demi terciptanya masyarakat yang tangguh, bersatu, dan berdaya saing dalam menghadapi segala tantangan.

BPBD Kabupaten Magetan Laksanakan Edukasi Bencana di CFD dengan Mobil Edukasi Bencana (MODENA)

Magetan, 18 Mei 2025 — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan melalui kegiatan edukasi bencana yang dilaksanakan pada hari Minggu di area Car Free Day (CFD) Magetan.

Kegiatan ini menggunakan fasilitas Mobil Edukasi Bencana (MODENA) sebagai media pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan keluarga yang hadir di CFD. Melalui MODENA, pengunjung mendapatkan informasi penting mengenai jenis-jenis bencana, cara mitigasi, serta langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi bencana.

Acara ini dipandu langsung oleh Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magetan, Bapak Suwito, AP, M.Si, bersama tim yang terdiri dari karyawan dan karyawati BPBD Magetan. Mereka aktif memberikan penjelasan, membagikan brosur guna memperkuat pemahaman tentang pentingnya kesiapsiagaan.

BPBD Magetan berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat semakin sadar akan potensi bencana di sekitar dan mampu bersikap sigap serta tanggap dalam menghadapi situasi darurat. Edukasi ini juga merupakan bagian dari upaya BPBD dalam membangun budaya sadar bencana di Kabupaten Magetan.

Upaya Pencarian Orang Hilang di Desa Lembeyan Wetan, BPBD Magetan Bersama Tim Gabungan Kerahkan 188 Personil

Magetan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan bersama tim gabungan telah melaksanakan operasi pencarian terhadap seorang warga Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lembeyan, yang dilaporkan hilang sejak Jumat, 9 Mei 2025.

Berdasarkan kronologi yang dihimpun, korban dilaporkan hilang setelah pamit kepada ayahnya sekitar pukul 13.00 WIB untuk menyusul ibunya ke kebun yang berlokasi di pinggir hutan. Saksi mata, Srd. Miskun, melihat korban berjalan ke arah kebun. Namun saat sang ayah tiba kembali di kebun sekitar pukul 14.00 WIB, korban tidak ditemukan di lokasi. Upaya pencarian oleh keluarga dan perangkat desa pada hari itu tidak membuahkan hasil. Pukul 17.30 WIB, orang tua korban melaporkan kejadian ini ke Polsek Lembeyan.

Informasi hilangnya korban diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Magetan pada Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 09.00 WIB. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) segera diturunkan untuk melakukan koordinasi, asesmen ke lokasi kejadian, serta mendata kondisi awal. Pencarian awal oleh TNI, Polri, perangkat desa, dan warga sekitar masih belum membuahkan hasil.

Pada Minggu, 11 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, operasi SAR (Opsar) secara resmi dibuka dengan kekuatan 188 personil di bawah komando Basarnas Pos SAR Trenggalek. Tim pencarian gabungan terdiri dari unsur BPBD Magetan, Basarnas, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Perhutani, Pemerintah Desa, Agen Bencana Provinsi Jawa Timur, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat setempat. Pencarian dilakukan dengan metode berbanjar, menyisir area hutan RPH Lembeyan BKPH Sampung yang memiliki luas sekitar 60,12 hektare. Hingga pukul 16.00 WIB, korban belum ditemukan dan tim melanjutkan dengan briefing untuk persiapan pencarian hari berikutnya.

Namun pada pukul 17.00 WIB, BPBD Magetan menerima informasi dari BPBD Bojonegoro bahwa telah ditemukan jenazah yang diduga merupakan korban di aliran Sungai Bengawan Solo wilayah Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Proses evakuasi dilakukan oleh tim BPBD Bojonegoro pada pukul 16.45 WIB.

BPBD Magetan bersama keluarga korban, perangkat desa, serta potensi relawan segera menuju RSUD Dr. Sosodoro Bojonegoro untuk proses identifikasi jenazah. Pada Senin dini hari, 12 Mei 2025 pukul 00.31 WIB, identitas jenazah berhasil dikonfirmasi dan telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

BPBD Magetan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian, termasuk unsur TNI/Polri, Basarnas, relawan, dan masyarakat. Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan, serta koordinasi lintas wilayah dalam penanganan kejadian bencana dan musibah kemanusiaan.

Peringati HKB 2025, BPBD Magetan Gelar Rapat Koordinasi Jaringan Komunikasi Relawan Se-Kabupaten

Magetan – Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2025 yang jatuh pada Sabtu, 26 April 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Jaringan Komunikasi Potensi Relawan Penanggulangan Bencana Se-Kabupaten Magetan. Kegiatan ini berlangsung di halaman Kantor BPBD Kabupaten Magetan dengan dihadiri berbagai unsur relawan dan instansi terkait.

Rapat dipimpin langsung oleh Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magetan, Bapak Suwito, AP., M.Si. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Sosial, perwakilan Damkar, serta seluruh potensi relawan dari berbagai organisasi kebencanaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Magetan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi antarrelawan dalam menghadapi situasi darurat bencana, sekaligus meningkatkan sinergi antarinstansi dalam rangka mempercepat respons serta pemulihan pascabencana.

Dalam sambutannya, Bapak Suwito menegaskan pentingnya membangun kesiapsiagaan bersama. “Bencana tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Maka dari itu, kesiapsiagaan harus dibangun sejak dini dengan memperkuat jaringan komunikasi, mengenali ancaman bencana di sekitar, serta memahami risiko yang ada,” ujarnya.

Melalui rapat ini, BPBD Magetan juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan budaya sadar bencana. Kesadaran ini dapat menjadi pondasi kuat untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, melindungi harta benda, serta mempercepat proses pemulihan saat bencana terjadi.

Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 menjadi momentum penting bagi semua pihak untuk bersatu, saling mendukung, dan memperkuat kapasitas dalam menghadapi ancaman bencana secara lebih terstruktur dan terkoordinasi.

Semarak HKB 2025, BPBD Magetan Ajak Destana dan Sekolah Gelar Simulasi Mandiri

Magetan – Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2025 disambut semarak oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan dengan mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya Desa Tangguh Bencana (Destana) dan satuan pendidikan, untuk melaksanakan simulasi mandiri penyelamatan diri saat terjadi bencana.

Melalui himbauan resmi, BPBD Magetan menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam membangun budaya siaga bencana. Tidak hanya berfokus pada fase tanggap darurat, BPBD juga menyoroti pentingnya aspek kesiapsiagaan sebagai langkah awal dalam meminimalkan risiko dan dampak bencana.

“Kesiapsiagaan harus dimulai dari komunitas terkecil, termasuk desa dan sekolah. Dengan melaksanakan simulasi mandiri, masyarakat akan lebih terlatih dan siap dalam menghadapi situasi darurat,” ujar Kepala BPBD Magetan.

Sebagai bentuk partisipasi aktif dalam peringatan HKB 2025, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Magetan mencatat sebanyak 7 (tujuh) Destana telah mengirimkan video dokumentasi proses simulasi mandiri di wilayah masing-masing. Jumlah ini menjadi rekor partisipasi terbanyak dalam perayaan HKB yang pernah dilaksanakan di Kabupaten Magetan.

Simulasi yang dilakukan secara mandiri ini mencakup berbagai skenario bencana seperti gempa bumi, tanah longsor, hingga kebakaran. Selain meningkatkan kapasitas warga, kegiatan ini juga menjadi sarana evaluasi terhadap kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di tingkat lokal.

Melalui peringatan HKB 2025, BPBD Magetan berharap semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan terus tumbuh di tengah masyarakat. Dengan masyarakat yang siaga, risiko bencana dapat ditekan dan korban jiwa dapat diminimalkan.

Semarak HKB 2025, BPBD Magetan Gelar Simulasi Bencana di Dua Sekolah

Magetan – Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan menggelar simulasi bencana di dua satuan pendidikan, yakni MI Al Hidayah Desa Gonggang Kecamatan Poncol dan SMA Negeri 3 Magetan, pada Sabtu (26/4/2025).

 

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS) serta mendukung pemenuhan indikator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), sebagai bagian dari upaya mewujudkan budaya sadar bencana sejak dini di lingkungan sekolah.

Dalam simulasi ini, para siswa dan guru mendapatkan materi edukatif seputar kesiapsiagaan menghadapi bencana, termasuk langkah-langkah evakuasi dan penyelamatan diri. Materi disampaikan langsung oleh tim dari BPBD Magetan yang juga memandu jalannya simulasi secara langsung dan interaktif.

“Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari peringatan HKB, tetapi juga merupakan bentuk komitmen kami dalam membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat, khususnya pelajar, dalam menghadapi potensi bencana di wilayahnya,” ujar salah satu pemateri dari BPBD Magetan.

Antusiasme peserta terlihat tinggi selama kegiatan berlangsung. Para siswa aktif mengikuti seluruh rangkaian simulasi, mulai dari sesi teori hingga praktik evakuasi di lingkungan sekolah masing-masing.

Melalui pelaksanaan simulasi ini, diharapkan setiap sekolah mampu mengembangkan sistem tanggap darurat yang efektif dan meningkatkan kesiapsiagaan seluruh elemen sekolah terhadap potensi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

BPBD Magetan Laksanakan Pembentukan Destana dan Peringatan HKB 2025 di Desa Kleco Kecamatan Bendo

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan melaksanakan kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) sekaligus memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 di Desa Kleco, Kecamatan Bendo.

Kegiatan Destana dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 23, 24, dan 26 April 2025. Pada puncak acara tanggal 26 April 2025, bertepatan dengan peringatan HKB, BPBD Magetan bersama masyarakat Desa Kleco menggelar simulasi bencana angin puting beliung, mengingat bencana tersebut merupakan salah satu ancaman utama di wilayah Desa Kleco.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari setiap RW, tokoh masyarakat, serta organisasi desa setempat. Materi pelatihan dan simulasi disampaikan oleh narasumber dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Magetan.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Bapak Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magetan, Suwito, AP., M.Si, yang memberikan dukungan penuh terhadap penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Kleco semakin siap dan sigap dalam menghadapi potensi bencana di masa depan  

BPBD Magetan Fasilitasi Bimbingan Teknis Jitupasna Sektor Sosial Ekonomi untuk Tingkatkan Kapasitas Penanggulangan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan melalui Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) sektor sosial ekonomi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari 4 hingga 6 Desember 2024, bertempat di Villa Merah, Sarangan.

Pembukaan kegiatan diawali dengan laporan pelaksanaan oleh Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Ibu Rahayuningsih, S.Sos., yang menjelaskan bahwa Bimtek ini diikuti oleh 30 peserta dari 10 dinas dan instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Dinas Pertanian, dan Dinas Perkim. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana, khususnya pada tahap pasca bencana di sektor sosial ekonomi,” ujar Ibu Rahayuningsih.

Kalaksa BPBD Magetan dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekretaris BPBD Magetan, Bapak Ardian Hari Nugroho, S.H., menegaskan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa penanggulangan bencana mencakup tahap pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.

“Rehabilitasi dan rekonstruksi mencakup serangkaian upaya, mulai dari kebijakan pembangunan yang mengurangi risiko bencana, tanggap darurat, hingga pemulihan. Oleh karena itu, kemampuan teknis dalam menyusun dokumen Jitupasna dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana (R3P) sangat penting bagi para peserta,” ungkap Bapak Ardian.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta akan menerima berbagai materi yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam, antara lain:

Konsep, Prinsip, dan Komponen Langkah Jitupasna
Pemulihan Sosial Ekonomi Berkelanjutan
Simulasi Jitupasna Sektor Ekonomi
Praktek Psikososial Pasca Bencana
Melalui simulasi dan materi yang diberikan, peserta diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam menyusun dokumen Jitupasna serta melakukan pemulihan sektor sosial ekonomi dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi antarinstansi dalam penanggulangan bencana, terutama pada tahap pasca bencana. Dengan keterlibatan berbagai pihak, BPBD Magetan berharap upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magetan dapat berjalan lebih baik, efisien, dan terencana.

Melalui pelatihan ini, BPBD Magetan menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kesiapan dan kapasitas daerah dalam menghadapi tantangan bencana, mendukung pemulihan yang lebih cepat, dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga pascabencana.

BPBD Magetan Bersama Gandeng BBWS Bengawan Solo dan Stakeholder Lain Gelar Giat Bersih Sungai Sidodadi sebagai Mitigasi Banjir

Magetan, 29 November 2024 – Sebagai langkah mitigasi banjir di musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan bersama TNI, Polri, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Pemerintah Desa Ngelang, dan masyarakat setempat mengadakan kegiatan bersih-bersih Sungai Sidodadi di Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, pada Jumat, 29 November 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi potensi banjir akibat penyumbatan aliran sungai yang disebabkan oleh penumpukan sampah. Sampah yang ditemukan berupa dahan pohon, bambu, dan limbah rumah tangga yang sebagian besar menumpuk di bawah jembatan sungai, menghambat aliran air.

Untuk mendukung kelancaran pembersihan, digunakan alat berat berupa beko milik Dinas PUPR dan chainsaw untuk memotong dahan pohon dan bambu yang sulit dijangkau. Proses pembersihan ini berlangsung dengan kerja sama yang solid antara semua pihak, termasuk warga setempat yang antusias berpartisipasi.

Mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama. Kegiatan ini merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dari ancaman banjir

Melalui kerja sama yang baik antara berbagai pihak, diharapkan potensi banjir di wilayah Desa Ngelang dapat diminimalkan, memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat.

#siapuntukselamat #budayasadarbencana #bencanaurusanbersama #mitigasibencana #bpbdmagetan