BPBD KAB MAGETAN

BPBD Magetan Fasilitasi Bimbingan Teknis Jitupasna Sektor Sosial Ekonomi untuk Tingkatkan Kapasitas Penanggulangan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan melalui Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) sektor sosial ekonomi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari 4 hingga 6 Desember 2024, bertempat di Villa Merah, Sarangan.

Pembukaan kegiatan diawali dengan laporan pelaksanaan oleh Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Ibu Rahayuningsih, S.Sos., yang menjelaskan bahwa Bimtek ini diikuti oleh 30 peserta dari 10 dinas dan instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Dinas Pertanian, dan Dinas Perkim. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana, khususnya pada tahap pasca bencana di sektor sosial ekonomi,” ujar Ibu Rahayuningsih.

Kalaksa BPBD Magetan dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekretaris BPBD Magetan, Bapak Ardian Hari Nugroho, S.H., menegaskan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa penanggulangan bencana mencakup tahap pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.

“Rehabilitasi dan rekonstruksi mencakup serangkaian upaya, mulai dari kebijakan pembangunan yang mengurangi risiko bencana, tanggap darurat, hingga pemulihan. Oleh karena itu, kemampuan teknis dalam menyusun dokumen Jitupasna dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana (R3P) sangat penting bagi para peserta,” ungkap Bapak Ardian.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta akan menerima berbagai materi yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam, antara lain:

Konsep, Prinsip, dan Komponen Langkah Jitupasna
Pemulihan Sosial Ekonomi Berkelanjutan
Simulasi Jitupasna Sektor Ekonomi
Praktek Psikososial Pasca Bencana
Melalui simulasi dan materi yang diberikan, peserta diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam menyusun dokumen Jitupasna serta melakukan pemulihan sektor sosial ekonomi dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi antarinstansi dalam penanggulangan bencana, terutama pada tahap pasca bencana. Dengan keterlibatan berbagai pihak, BPBD Magetan berharap upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magetan dapat berjalan lebih baik, efisien, dan terencana.

Melalui pelatihan ini, BPBD Magetan menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kesiapan dan kapasitas daerah dalam menghadapi tantangan bencana, mendukung pemulihan yang lebih cepat, dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga pascabencana.

BPBD Magetan Bersama Gandeng BBWS Bengawan Solo dan Stakeholder Lain Gelar Giat Bersih Sungai Sidodadi sebagai Mitigasi Banjir

Magetan, 29 November 2024 – Sebagai langkah mitigasi banjir di musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan bersama TNI, Polri, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Pemerintah Desa Ngelang, dan masyarakat setempat mengadakan kegiatan bersih-bersih Sungai Sidodadi di Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, pada Jumat, 29 November 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi potensi banjir akibat penyumbatan aliran sungai yang disebabkan oleh penumpukan sampah. Sampah yang ditemukan berupa dahan pohon, bambu, dan limbah rumah tangga yang sebagian besar menumpuk di bawah jembatan sungai, menghambat aliran air.

Untuk mendukung kelancaran pembersihan, digunakan alat berat berupa beko milik Dinas PUPR dan chainsaw untuk memotong dahan pohon dan bambu yang sulit dijangkau. Proses pembersihan ini berlangsung dengan kerja sama yang solid antara semua pihak, termasuk warga setempat yang antusias berpartisipasi.

Mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama. Kegiatan ini merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dari ancaman banjir

Melalui kerja sama yang baik antara berbagai pihak, diharapkan potensi banjir di wilayah Desa Ngelang dapat diminimalkan, memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat.

#siapuntukselamat #budayasadarbencana #bencanaurusanbersama #mitigasibencana #bpbdmagetan

BPBD Magetan Gelar Upacara Peringatan Hari Korpri ke-53 Tahun 2024

Magetan, 29 November 2024 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan melaksanakan upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-53 di halaman kantor BPBD Magetan, Jumat pagi, 29 November 2024. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Sekretaris BPBD Magetan, Bapak Ardian Hari Nugroho, S.H. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh karyawan dan karyawati BPBD Magetan dengan penuh khidmat.

Dalam sambutan Pj. Bupati Magetan yang dibacakan oleh inspektur upacara, ditekankan bahwa peringatan HUT Korpri tahun ini mengusung tema “Korpri untuk Indonesia”. Tema ini mencerminkan semangat anggota Korpri untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan penuh integritas dan profesionalisme.

“Peringatan HUT Korpri 2024 menjadi momentum untuk memperkuat dedikasi dalam melayani masyarakat, menata birokrasi yang lebih bersih, kompeten, dan profesional. Kita dituntut untuk berpikir inovatif, tanggap, dan cepat dalam merespons perubahan budaya kerja demi kemajuan bangsa dan negara,” ungkap Bapak Ardian saat membacakan amanat Pj. Bupati Magetan.

Dalam kesempatan tersebut, beberapa pesan penting disampaikan, antara lain:

Anggota Korpri diharapkan meninggalkan mentalitas “priyayi” atau penguasa yang menunggu dilayani, tetapi sebaliknya menjadi abdi masyarakat yang melayani dengan sepenuh hati.
Pentingnya kepatuhan pada kode etik profesi, sumpah jabatan, dan panca prasetya Korpri sebagai landasan kerja sehari-hari.
Penekanan pada koordinasi dan sinergi antar sektor untuk mempercepat pencapaian target pembangunan, serta meninggalkan ego sektoral yang dapat menghambat kolaborasi.
Selain itu, Pj. Bupati Magetan juga mengingatkan pentingnya memberikan pelayanan publik yang murah, akurat, dan akuntabel, demi mewujudkan birokrasi yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Upacara ini menjadi refleksi bagi seluruh anggota Korpri, khususnya di lingkungan BPBD Magetan, untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam tugas penanggulangan bencana. Sebagai garda terdepan dalam penanganan bencana, BPBD Magetan diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip Korpri dalam mendukung terwujudnya pelayanan yang cepat, tepat, dan efektif kepada masyarakat.

Dengan semangat HUT Korpri 2024, BPBD Magetan berkomitmen untuk terus mengabdi dengan sepenuh hati, menjalankan tugas dan tanggung jawab demi kemajuan Kabupaten Magetan, serta memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat.

Rakor dan Tinjau Lapang Penanganan Dampak Kekeringan Desa Kuwon

Selasa (26/11) BPBD Magetan bersama Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), Dinas PUPR, Perum DAM Lawu Tirta, Pemerintah Kecamatan Karas, Pemerintah Desa Kuwon serta perwakilan masyarakat Desa Kuwon yang terdampak kekeringan melaksanakan koordinasi dan tinjau lapang Penanganan Dampak Kekeringan di wilayah Desa Kuwon Kecamatan Karas.

Diketahui bahwa penyebab terjadinya kekeringan di Desa Kuwon Kecamatan Karas salah satunya karena sumur yang ada (Bantuan dari BBWS Tahun 2019) belum optimal dalam menunjang pemenuhan kebutuhan air bersih bagi penerima manfaat sumur dimaksud. Hal ini terjadi karena kapasitas daya tampung toren air kurang besar dan ketinggian struktur bangunan untuk tempat penampung toren air juga dinilai kurang tinggi.

Selain itu penyebab lain terjadinya kekeringan di Desa Kuwon karena warga setempat masih banyak yang mengandalkan sumur tradisional dimana pada musim kemarau yang berkepanjangan seringkali mengering karena masifnya penggunaan sumur dalam untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air bersih warga sekitar.

Sehubungan dengan beberapa hal tersebut diatas, solusi jangka panjang yang bisa dilaksanakan dalam rangka penanganan dampak kekeringan di Desa Kuwon diantaranya :

BBWS Solo mengusulkan untuk memberikan tambahan pompa pendorong dan tempat penampungan air tambahan pada titik elevasi tertinggi di wilayah tersebut serta penambahan jaringan pipa untuk memaksimalkan air dari sumur bor bisa ke rumah warga terdampak, namun di tahun ini usulan dari BBWS tersebut belum bisa terakomodir dan akan mencoba diusulkan tahun depan;

PDAM memberikan masukan kepada masyarakat agar mau dan bersedia memasang PDAM di rumah warga melalui program reguler, mengingat PDAM mampu untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Akan tetapi terkait permintaan warga yang mengharapkan adanya pemasangan PDAM dengan subsidi dari pemerintah seperti Program MBR, hal tersebut belum bisa dipastikan karena tidak setiap tahun program tersebut ada;

DPUPR mengusulkan untuk memaksimalkan fungsi sumur yang sudah ada (bantuan dari BBWS) seperti yang telah diusulkan oleh BBWS. Apabila terkendala masalah penganggaran bisa dilaksanakan dengan sistem sharing anggaran antar Dinas/Instansi/Lembaga sehingga realisasi pekerjaan penanganan bisa segera dilaksanakan. Selain itu tercatat ada beberapa sumur lain di wilayah Desa Kuwon yang apabila dikelola dengan baik bisa juga difungsikan sebagai salah satu sumber air bersih yang bisa dialirkan kepada masyarakat yang membutuhkan;

Apabila dibutuhkan, BPBD Kabupaten Magetan juga siap memfasilitasi tandon air mulai dari kapasitas 1200 liter sampai 5000 liter untuk menunjang serta mendukung upaya-upaya penanganan dampak kekeringan di wilayah tersebut.

BPBD Magetan Gelar Apel Siaga Pilkada 2024 untuk Antisipasi Bencana

Magetan, 26 November 2024 – Dalam rangka menyongsong Pilkada 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan menggelar Apel Siaga pada Selasa, 26 November 2024. Apel yang dilaksanakan di halaman kantor BPBD Magetan ini dipimpin oleh Plt. Kepala Pelaksana BPBD Magetan, Bapak Jaka Risdiyanto, SH, M.Si. Apel siaga ini bertujuan untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana di tengah pelaksanaan Pilkada 2024.

Dalam sambutannya, Bapak Jaka Risdiyanto menegaskan bahwa BPBD Magetan sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana harus tetap siap siaga selama proses Pilkada berlangsung. “Saya mengingatkan kepada seluruh karyawan dan karyawati BPBD Magetan, baik ASN maupun non-ASN, untuk tetap menjaga netralitas dalam penyelenggaraan Pilkada 2024. Selain itu, kami juga harus terus menjaga kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, terutama bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di Kabupaten Magetan,” ujar Bapak Jaka.

Kesiapsiagaan ini sangat penting, mengingat Kabupaten Magetan merupakan daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. BPBD Magetan telah menyiapkan personil yang siap siaga selama 24 jam dalam dua shift, guna memastikan bahwa jika terjadi bencana, penanganannya bisa segera dilakukan tanpa mengganggu jalannya Pilkada. “Kami telah menyiapkan peralatan penanggulangan bencana yang memadai, serta memastikan personil dapat segera diterjunkan ke lapangan jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” tambahnya.

Bapak Jaka juga menekankan pentingnya koordinasi yang baik antara relawan BPBD Magetan dan instansi terkait lainnya. Keberhasilan pelaksanaan Pilkada 2024 tidak hanya bergantung pada aspek administrasi dan politik, tetapi juga pada kesigapan dalam menghadapi berbagai potensi gangguan, termasuk bencana alam.

Selain itu, apel siaga ini juga dihadiri oleh seluruh anggota BPBD Magetan, yang turut serta dalam kegiatan ini dengan penuh semangat. Dengan dilaksanakannya apel siaga ini, BPBD Magetan menunjukkan komitmennya untuk menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan Pilkada 2024, sembari tetap memprioritaskan penanggulangan bencana bagi masyarakat Kabupaten Magetan.

Melalui apel ini, diharapkan seluruh elemen di Kabupaten Magetan dapat bekerja sama untuk menghadapi berbagai tantangan, baik dalam pelaksanaan Pilkada maupun potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Dengan kesiapsiagaan yang terkoordinasi, diharapkan Pilkada 2024 di Kabupaten Magetan dapat berlangsung dengan aman dan lancar tanpa gangguan berarti.

BPBD Magetan Siagakan Perahu Fiber untuk Percepatan Penanganan Banjir di Kecamatan Kartoharjo

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi ancaman banjir luapan yang kerap terjadi di wilayah Kecamatan Kartoharjo. Sebagai salah satu upaya percepatan penanganan bencana, BPBD telah menyiagakan setperahu fiber sebagai sarana utama evakuasi dan distribusi bantuan di daerah rawan banjir pada Kamis 21 November 2024.

Kecamatan Kartoharjo dikenal sebagai wilayah yang sering terdampak banjir akibat luapan sungai ketika curah hujan tinggi. Kondisi ini mengakibatkan beberapa desa, seperti Desa Ngelang, Desa Jajar dan sekitarnya, kerap mengalami kesulitan akses karena genangan air yang merendam jalan utama dan permukiman warga. Kesiapan perahu fiber evakuasi ini merupakan bagian dari rencana kontingensi untuk menghadapi musim hujan.

Selain menyiagakan perahu, BPBD Magetan juga telah menempatkan tim siaga banjir yang terdiri dari personel gabungan, termasuk relawan dan aparat desa setempat. Tim ini dilatih untuk merespons dengan cepat situasi darurat, mulai dari proses evakuasi hingga penanganan posko pengungsian.

Langkah proaktif ini menjadi bagian dari upaya BPBD Magetan dalam mewujudkan mitigasi bencana yang lebih tanggap, terorganisir, dan berorientasi pada keselamatan masyarakat.

#siapuntukselamat
#budayasadarbencana
#bencanaurusanbersama
#mitigasibencana
#bpbdmagetan

BPBD Magetan Terima Kunjungan Kerja BPBD Situbondo dalam Studi Tiru Penanganan Bencana Hidrometeorologi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan menerima kunjungan kerja dari BPBD Kabupaten Situbondo dalam rangka studi tiru penanganan bencana hidrometeorologi. Kunjungan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 17 November 2024 ini dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Situbondo (Kalaksa) beserta staf dan jajaran, yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai kesiapsiagaan dan respons penanganan bencana di wilayah Kabupaten Magetan.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarinstansi penanggulangan bencana daerah dan saling berbagi pengalaman serta strategi dalam menghadapi bencana alam, khususnya bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di wilayah Magetan. Dalam kesempatan tersebut, BPBD Magetan memberikan pemaparan mengenai berbagai upaya yang telah dilakukan dalam penanggulangan bencana, termasuk program mitigasi, manajemen bencana, serta sistem peringatan dini yang diterapkan.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana kedua pihak dapat saling bertukar ide dan pengalaman terkait penanganan bencana. BPBD Situbondo pun menyampaikan rencana mereka untuk meningkatkan sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di daerah mereka dengan dukungan informasi yang didapatkan selama kunjungan ini.

Kedua pihak berharap kegiatan ini dapat membawa manfaat besar dalam meningkatkan efektivitas penanggulangan bencana di masing-masing daerah.

#siapuntukselamat
#budayasadarbencana
#bencanaurusanbersama
#bpbdmagetan
#bpbdsitubondo

RAPAT KOORDINASI ANTISIPASI ANCAMAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI DAN EVALUASI PENANGANAN BENCANA KEKERINGAN SERTA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selenggarakan Rapat Koordinasi Evaluasi Penanganan Kekeringan dan Karhutla serta Antisipasi Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024.
Hadir dalam rapat tersebut perwakilan dari BBWS, PDAM, TNI/ POLRI, DPUPR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, DAMKAR, DISHUB, DISKOMINFO dan beberapa OPD terkait serta perwakilan Kecamatan yang rawan bencana.

Dalam rapat tersebut membahas tentang tindaklanjut penanganan dampak kekeringan di Desa Kuwon, Kecamatan Karas dan dampak karhutla yang masih dominan terjadi di kawasan lereng pegunungan di wilayah Kabupaten Magetan. Selain itu dalam rapat tersebut juga membahas agenda terkait antisipasi dan kesiapan Pemerintah Daerah dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang saat ini sedang dihadapi dan menjadi perhatian khusus dari masyarakat.

Pada akhir kesempatan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Jaka Risdiyanto, SH, M.Si selaku Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan menekankan pentingnya ada solusi jangka panjang untuk mengatasi dampak kekeringan di Desa Kuwon, pemberian edukasi kepada masyarakat yang tinggal di kawasan lereng pegunungan untuk mencegah terjadinya karhutla, perampingan pohon yang membahayakan guna melindungi pengguna jalan serta berbagai upaya mitigasi struktural yang dapat memperkuat infrastruktur sehingga bisa mencegah dan mengurangi risiko terjadinya bencana khususnya di wilayah Kabupaten Magetan.

PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA, TINGKATKAN KAPASITAS RELAWAN DESTANA MAGETAN

Magetan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Magetan melalui bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berikan pelatihan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana Relawan Desa Tangguh Bencana (DESTANA). Kegiatan yang dilaksanakan di Gazebo Prodi Sanitasi Poltekkes Kemenkes Surabaya Kampus Magetan, ini dilaksanakan selama 3 hari, 27 hingga 29 Agustus 2024.

Pada kegiatan ini, 40 peserta mendapatkan materi dari Fasilitator Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Magetan mengenai Paradigma penanggulangan bencana, dan Upaya mewujudkan kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat, Konsep mitigasi bencana, Parameter mitigasi, Menyusun rencana mitigasi bencana, Praktik menyusun rencana mitigasi struktural dan non struktural, Teknis menyusun skenario kejadian bencana, Teknis penyusunan alur rencana operasi dan penetapan peran pelaku, Manajemen keposkoan, Praktik manajemen keposkoan hingga Simulasi lapang tanggap darurat bencana.

Dalam sambutannya Plt Kalaksa BPBD Magetan Jaka Risdiyanto, SH, M.Si mengatakan, ketangguhan dalam menghadapi bencana adalah tanggung jawab bersama. Kabupaten Magetan terdapat 30 Destana yang masing-masing masing memiliki relawan penanggulangan bencana, hal itu merupakan sumberdaya manusia yang dapat berperan dalam rangka penanggulangan bencana di kabupaten magetan.

“Ketangguhan bencana adalah urusan bersama, kami berharap agar masyarakat magetan, potensi relawan dan relawan  desa tangguh bencana ikut bertanggungjawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di kabupaten magetan umumnya dan khususnya di desa masing masing.terdapat 30 desa tangguh bencana yang masing masing memiliki relawan penanggulangan bencana, ini merupakan sumberdaya manusia yang dapat berperan dalam rangka penanggulangan bencana di kabupaten magetan.”

Lebih lanjut beliau menambahkan pelatihan peningkatan kapasitas relawan destana dalam penanggulangan bencana sangat penting dan dibutuhkan keseriusan seluruh pihak yang terlibat sehingga dapat menjadi bekal nanti dalam rangka penanggulangan bencana di kabupaten magetan dan di desa masing – masing untuk menekan dampak bencana.

“Kami berharap  saudara dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh semoga bisa menjadi bekal nanti dalam rangka penanggulangan bencana di kabupaten magetan dan di desa masing – masing,” lanjutnya.

Sosialisasi Jitupasna Tingkat Desa/ Kelurahan Tahun 2024

BPBD Magetan menyelenggarakan Sosialisasi Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Tingkat Desa/ Kelurahan Tahun 2024. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo pada Kamis, 15 Agustus 2024. Kegiatan yang diselenggarakan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Magetan merupakan upaya penanggulangan bencana pada tahap pascabencana.

Kasi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rahayuningsih, S.Sos mengawali kegiatan dengan menyampaikan laporan kegiatan Sosialisasi Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Tingkat Desa/ Kelurahan Tahun 2024. Secara umum hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah penyamaan persepsi dan kerjasama antara Dinas Instansi terkait dan Pemerintah Desa/Kelurahan dalam Penanganan Pasca Bencana.

Disamping itu, Plt Kalaksa BPBD Magetan Benny Adrian, M.Si menyampaikan dalam sambutan dan pembukaan sosialisasi bahwa pengkajian pasca bencana sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana alam, sehingga perlunya penyamaan persepsi dalam melakukan proses penilaian akibat bencana, analisis dampak dan perkiraan kebutuhan.

Peserta kegiatan ini berjumlah 30 orang terdiri dari Dinas Instansi terkait serta Perangkat Desa, Organisasi Masyarakat, Relawan di Desa Jajar dan Desa Ngelang. Selama satu hari para peserta dibekali materi tentang konsep Jitupasna, perhitungan kerusakan dan kerugian serta kebutuhan pascabencana banjir. Tidak hanya berisikan materi, peserta dilatih dan diajak melakukan diskusi serta memaparkan berdasarkan studi kasus bencana banjir yang terjadi di Desa Jajar dan Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo.